Senin, 17 April 2017

PENGINJILAN BAPAK ORGENES PEYON DI PRPNGGOLI


Tragedi Bapak Organes Peyon
Teman Kelas XI IPA ² SMA YPK OIKOUMENE MANOKWARI
TRAGEDI DI PORONGGOLI KAB.YAHUKIMO OLEH BAPAK ORGENES PEYON


Klaus: “Suatu peristiwa yang menyakitkan dan Bagan 1mengagetkan kami semua terjadi pada hari sabtu sebelum minggu paskah pada tahun 1979 di Poronggoli. Pada pagi hari kepala suku NINGGI dengan para pengingkutnya yang suda sejak lama menentang Allah Wene dan tetap mempertahankan jimat-jimat mereka dan mengikat Penginjil ORGENES PEYON dari Apahapsili di Kampung Lulupteng dalam rumahnya dan memukulnya dengan beringas, sehingga dia tidak bisa keluar, istri Orgenes yang terpaksa harus melihat kejadian mengerikan itu langsung berlari untuk melaporkan peristiwa yang tejadi ke pos misi Poronggoli. Akan tetapi seorang pria melihatnya melarikan diri, megejarnya dan menangkapnya saat suda sampai di pos missi Poronggoli dan kemudian membunuh dia dan anak-anaknya dengan kapak. Mereka langsungsung meninggal ditempat. Anak yang tertua  berusia 6 tahun, sedangkan adiknya masih bayi. Penginjil Simon Kabak yang sekarang memimpin pos missi Poronggoli saat kejadian tersebut sedang duduk dengan para Penatua di Gereja untuk mempersiapkan ibadah paskah. Pada saat hampir persamaan beberapa pria mengundang seorang pemuda dari dewan kambung ke lulupteng dengan alasan dimintai bantuan untuk menyelesaikan sebuah masalah pertikaian yang terjadi. Ketika pemuda itu tiba di Lulupteng dia juga di bunuh dengan menggunakan kapak dan mayatnya dibuang ke dalam sungai. Pemuda itu adalah Hendrik Kabak seoarang pemuda yang telah di baptis, pintar dan aktif. Selin itu juga seorang kepala suku dari pileam di ikat dan di pukuli, karena dia mendorong warganya untuk ukut ibadah. Seorang kepala suku lainnya, yaitu Usante dari poronggoli juga di incar untuk dibunuh, tetapi dia berhasil melarikan diri ke Angguruk. Sementara itu Orgenes berhasil melepas tali-tali pengikatnya dengan menggesekkan tali-tali itu pada sebuah pisau yang tertancap di dinding kayu dan kemudian ia melarikan diri. Baru pada sore harinnya dia berani keluar dari tempat persembuninya dan secara berlahan menuju pos missi Poronggoli, kerena dia menjangka bahwa pos missi itu pasti telah diserang. Disana dia kemudian mendengar berita bahwa istri dan kedua anaknya telah dibunuh mati. Berita itu merupakan pukulan yang sangat berat baginnya ketika harus melihat mayat-mayat angota-anggota keluarga yang dicintainyayang terpotong-potong. ,ah lebih baik seandainnya jika aku tetap di honai itu dan kemudian di bunuh juga, maka sekarang aku akan berada bersama-sama dengan mereka di tempat kemudian dibunuh juga, maka sekarang aku akan berada bersama-sama dengan mereka di tempat kemudian allah’, katanya.”
Tragedi Bapak Organes Peyon Dari Poronggoli Yahukimo
Onan Peyon dan Bare Peyon (Foto: Iwili Hararap)

Yalimo PAPUA Indonesia
ENIAS PEYON DAN ONAN PEYON (FOTO: IWILI HARARAP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar